Ngobrol Yuk
Ada sejumlah nikmat surgawi yang Allah ta'ala turunkan ke dunia. Disebut 'nikmat surgawi' karena nikmat ini tidak sepenuhnya sama dengan nanti di surga, baru dicuilkan sedikit. Agar manusia tahu rasanya dan termotivasi menggapai kenikmatan yang sesungguhnya di sana.
Salah satu kenikmatan itu adalah ngobrol alias bicara santai, sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Hijr ayat 47, “Dan Kami (Allah) lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.”
Demikian pula
Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 43, “Dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam
dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai.”
Penghuni surga
punya aktivitas duduk berhadap-hadapan. Mereka ngobrol dengan santai, tak ada
beban dan ganjalan sedikitpun. Sungkan, benci, dan dendam terpendam sama sekali
nol. Hanya ada kedekatan.
Sekarang
bayangkan sejenak, situasi ngobrol di rumah dan di luar rumah. Semoga rasa
santai dan nyaman menyelimuti hati. Karena jika tidak begitu, hidup terasa
berat. Ada sisi manusiawi yang kebutuhannya tak terpenuhi. Lama-kelamaan
berbagai penyakit bisa menghampiri, na'udzubillah.
Paling tidak ada
tiga sisi dalam obrolan agar bisa lepas dan santai. Pertama, diri sendiri.
Kedua, teman ngobrol. Ketiga, orientasi.
Terkait diri
sendiri, hendaklah ada perbaikan terus-menerus. Hati, pikiran, lisan, dan
bahasa tubuh, semuanya ditata sesuai adab Islami. Sehingga hanya kebaikan yang
diberikan kepada orang lain.
Berikutnya adalah
keterampilan mendengar dan merespon. Mempelajari keterampilan ini penting. Agar
respon dalam obrolan relatif tepat.
Link terkait: https://www.fahma.net/2025/12/mendengarkan-dan-merespon-bincangan.html
Terkait teman
ngobrol, semoga orang-orang rumah click banget. Berikutnya di luar
rumah, semoga teman ngobrolnya nyambung abis. Mereka shaleh dan enak diajak sharing. Obrolan jadi menyenangkan.
Apabila ada orang
rumah yang membuat obrolan sering tidak nyaman, bagusnya ada saling nasehat. Nasehatnya
selembut mungkin. Waktunya juga bisa jadi lama. Satu dua kali nasehat tidak
mempan. Sabar dibutuhkan.
Sementara itu apabila
di luar rumah ada teman-teman yang beragam, maka pemilihan teman berdasarkan
keshalehannya perlu dilakukan. Hal ini sesuai dengan tuntunan Baginda
Rasulullah shallallah 'alaih wa sallam, “Seseorang itu tergantung agama
teman dekatnya. Oleh karena itu hendaklah ia memperhatikan siapa yang dijadikan
sebagai teman dekat.” (Terjemah H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Memang kadang ada
orang yang enak diajak ngobrol tapi akhlaknya kurang baik. Dalam hal ini boleh
yang bersangkutan dijadikan teman ngobrol tapi bukan teman paling akrab.
Upayakan teman paling akrab adalah orang-orang yang akhlaknya baik. Agar jalan
istiqomah tetap ditapaki.
Satu
tantangan lain dalam ngobrol enak adalah kubu-kubuan atau geng-gengan. Anak
kecil, remaja, hingga dewasa ada saja yang membentuk kelompok pergaulan
eksklusif seperti itu. Mereka tidak membolehkan orang luar kelompoknya untuk
sekedar nimbrung.
Lingkungan
akhirnya sedikit terganggu. Perasaan dikucilkan kemudian muncul. Potensi
konflik semakin kuat.
Dalam hal ini
orientasi pertemanan perlu diteliti. Jika orientasinya imam dan takwa, maka
fenomena kubu-kubuan dan semacamnya tidak akan muncul. Hal ini karena iman dan
takwa memperluas jalinan persaudaraan. Siapapun yang ingin baik dunia-akhirat,
dia adalah saudara. Sekat sosial masih dimungkinkan terbentang, semisal beda
organisasi atau institusi, tapi penerimaan yang terbuka masih dirasakan.
Sehingga hubungan sosial terasakan tetap hangat.
Satu poin terakhir
yang tidak boleh dilewatkan adalah obrolan hibrid, on-site dan online.
Keduanya perlu dijalani dengan akrab dan hangat. Menghindari kesalahpahaman
bahkan konflik tetap perlu diprioritaskan.
Semoga dengan
ngobrol yang seru, syahdu, asyik, atau apapun itu, buahnya satu: Kebaikan. Sebagaimana
orang shaleh terdahulu menyebarkan kebaikan lewat ngobrol. Sehingga dengan anaknya, istrinya, dan lingkungan sekitar, hubungan imani dapat terjalin. Peradaban Islam terbangun
berangsur-angsur.
Wallah a’lam.


Post a Comment