Mengapa Mengeluh?
![]() |
| google.com |
Oleh Jamil Azzaini
Mengapa kau mengeluh
rezekinya sempit, padahal pekerjaan yang kau lakukan kualitasnya memang hanya
“recehan” dan kau terjebak pada rutinitas yang menjemukan? Rezeki memang datang
dari Allah tetapi bagaimana agar rezeki datang kepadamu dengan deras,
tugasmulah yang menciptakan jalannya.
Jangan berharap sesuatu
yang besar bila nyalimu kecil, pekerjaanmu tak berkualitas dan kau tak berani
melakukan terobosan.
Mengapa kau mengeluh
banyak hutang, padahal itu ulah perilakumu yang lebih mengedepankan keinginan
dari pada kebutuhan? Lebih mengedepankan gengsi dibandingkan esensi. Lebih
mengedepankan pujian orang daripada menata dan memperbaiki kehidupanmu.
Mengapa kau mengeluh
karir atau bisnismu stagnan, bukankah itu akumulasi dari perilakumu selama ini?
Kerja asal kerja, bisnis asal bisnis. Sesuatu yang dilakukan asal-asalan
hasilnya merugikan. Terlihat kerja tetapi menyiksa. Terlihat sibuk tapi tak
menghasilkan. Lelah tapi tak dapat rupiah. Lelah tapi tak tercatat sebagai
ibadah.
Mengapa kau mengeluh
ini dan itu padahal perilakumu juga cuma ini dan itu. Tahu diri dong kalau mau
ngeluh. Semua yang terjadi itu karena ulahmu. So, mengapa kau harus mengeluh?
Bukankah itu berarti “menepuk air di dulang terpercik muka sendiri?”
Mengeluh itu manusiawi
tetapi bila terlalu banyak mengeluh itu artinya hidupmu sedang jatuh ke dasar
bumi.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan
saya? FOLLOW
saya di twitter: @jamilazzaini


Post a Comment