Jiwa yang Sakit
Oleh Mohammad Fauzil Adhim
Apakah engkau heran seseorang yang dekat dengan ahli agama tetapi hatinya tak tersentuh jiwanya tak merasakan ketenteraman? Bukankah sudah pernah ada contoh sebelumnya yang diabadikan dalam Al-Qur’an?
Andai saja mau, ia dapat mengambil manfaat karena dekatnya hubungan dengan RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Tetapi tidak. Perempuan yang apabila namanya disebut terdengar sangat indah, Ummu Jamil, tetapi Al-Qur’an menjulukinya “Hammalah al-Hathab" (ØَÙ…َّالَØ©َ الْØَØ·َبِۚ) alias pembawa kayu bakar; yakni suka membakar fitnah.
Perempuan inilah yang memerintahkan dua orang putranya: 'Utbah dan 'Utaibah, menceraikan istri mereka, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Mengapa ia memerintahkan putranya menceraikan? Karena istri mereka adalah putri RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam; manusia agung yang paling besar kemuliaannya.
Akan tetapi seseorang yang sakit ruhaninya, gersang hatinya dan meranggas jiwanya, telaga yang paling sejuk dan jernih pun tak sanggup menghapuskan dahaganya. Ia senantiasa mencari. Saat jauh terkesima, tetapi tenggorokan jiwanya tak akan pernah puas, meskipun andaikata datang kepadanya kebaikan yang paling sempurna.
Maka jika suatu saat engkau menjumpai orang yang semisal dengannya, jangan risaukan. Cukuplah engkau mendo’akan orang seperti itu agar penyakit yang ada pada jiwanya tidak membawanya mencampakkan agama. Itu jika engkau rela mendo’akan. Sebaliknya, risaukan dirimu sendiri. Mohonlah pertolongan kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar tidak terjerumus ke dalam kerusakan yang amat dalam; kegelapan di atas kegelapan.
Mohammad Fauzil Adhim, Pakar Parenting Indonesia



Post a Comment