Kata-kata Seakan Hebat, Namun Rapuhkan Mental dan Matikan Akal



Oleh : Mohammad Fauzil Adhim 

Mereka mengajarkan untuk berkata, “I am successful. I am confident. I am powerful. I am strong. I am getting better and better every
day.” ⁣
Mereka menyebutnya sebagai afirmasi, diucapkan sebagai wirid. ⁣
Baik? Sama sekali tidak. RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan yang sebaliknya: ⁣
يَا
عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوْزِ الجَنَّةِ؟قُلْتُ: بَلى يَا رَسُوْلَ الله، قَالَ: لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ⁣ 

“Wahai Abdullah bin Qais, maukah aku tunjukkan kepadamu suatu simpanan dari berbagai simpanan surga?” 
Aku (‘Abdullahbin Qais) menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” 
Kemudian beliau bersabda: “(Katakan) La haula wala quwwata illa billah. Tiada daya dan upaya selain semata-mata karena Allah.” (HR. Bukhari). ⁣
IImam Nawawi rahimahuLlah berkata, “Dia (لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ) adalah kalimat yang penuh kepatuhan dan kepasrahan diri (kepada Allah). Sungguh seorang hamba tidak memiliki urusannya sedikit pun, ia tidak memiliki daya untuk menolak keburukan dan tidak memiliki kekuatan untuk menarik kebaikan, kecuali dengan kehendak Allah.” ⁣
Mereka berkata: Katakan pada diri Anda, “Aku kuat. Aku hebat. Aku tidak bergantung kepada siapapun kecuali kepada diriku sendiri karena aku mampu.” ⁣
Mereka sebut ini mantra atau kata-kata bujuk diri (self suggestion) agar memiliki percaya diri dan kekuatan yang dahsyat luar biasa. ⁣
Apakah ini baik? Sama sekali tidak. RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan yang sebaliknya. Beliau mengajarkan do’a agar Allah Ta’ala jadikan kita sebagai orang yang tidak pernah bergantung kepada diri kita sendiri walau hanya sekejap mata: ⁣
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِيشَأْنِي كُلَّهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ⁣
“Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang kuharapkan! Maka janganlah Engkau serahkan aku kepada dirikumeski sekejap mata, dan perbaikilah urusanku seluruhnya. (Sungguh) tidak ada tuhan selain Engkau. (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).
Apa yang terjadi jika cara-cara ini dipakai untuk membangun motivasi dan pribadi anak? Mereka tampak percaya diri, merasa hebat, merasa sanggup menelan dunia. Tetapi begitu menghadapi sedikit benturan atau hal-hal yang tidak sesuai minat, selera, keinginan, anak-anak itu mudah ambruk.
Seolah-olah hebat, tetapi rapuh mentalnya mati akalnya. Padahal seharusnya kita menyiapkan generasi yang tangguh mentalnya hidup akalnya.
#komunitaspsikologimengaji#pengingatdirisendiri #selfreminder 
Powered by Blogger.
close