Rakyat Palestina Rayakan Kemenangan Gencatan Senjata: “Kami Bangun Kembali Gaza”


Suasana penuh kegembiraan menyelimuti Jalur Gaza pada Sabtu malam setelah kesepakatan gencatan senjata resmi diberlakukan, mengakhiri rangkaian pertempuran yang berlangsung sengit selama berbulan-bulan. Ribuan warga turun ke jalan merayakan berakhirnya perang dan menyampaikan rasa terima kasih kepada negara-negara yang berperan dalam upaya diplomatik, terutama Mesir, Qatar, dan Turki.

Sejak pengumuman resmi diberlakukan, suara takbir dan sorak-sorai terdengar di berbagai penjuru Gaza. Di kawasan pusat kota Gaza, ratusan warga mengibarkan bendera Palestina sambil meneriakkan yel-yel pujian bagi para mediator yang berhasil memfasilitasi kesepakatan tersebut.

Di antara seruan yang paling sering terdengar adalah ungkapan terima kasih kepada Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi dan tentara Mesir atas peran penting mereka dalam mendorong tercapainya gencatan senjata.


“Kami berterima kasih kepada Mesir dan seluruh pihak yang membantu menghentikan pertumpahan darah ini,” ujar salah satu warga Gaza yang turut merayakan di Lapangan al-Katiba. “Peran Mesir sangat besar, mereka berdiri bersama rakyat Palestina sejak awal.”


Di wilayah selatan, tepatnya di Khan Younis, suasana tak kalah meriah. Anak-anak turun ke jalan sambil membawa balon dan bendera, menyanyikan lagu-lagu kemenangan setelah dua tahun hidup di bawah bayang-bayang genosida penjajah.

Para orang tua terlihat meneteskan air mata haru melihat anak-anak mereka bisa kembali tersenyum di tengah situasi yang selama ini dipenuhi ketegangan dan penderitaan.


Selain Mesir, warga Gaza juga menyampaikan apresiasi kepada Qatar dan Turki yang turut aktif dalam proses mediasi. Sejumlah warga mengibarkan bendera ketiga negara tersebut sebagai simbol persahabatan dan solidaritas. “Terima kasih kepada Qatar, Turki, dan semua yang mendukung perdamaian,” terdengar dari pengeras suara di beberapa titik perayaan.


“Kami Akan Bangun Kembali Gaza”

Seorang ayah dari dua orang syahid dari Gaza yang kembali pulang setelah pengumuman gencatan senjata mengatakan, “Gaza adalah sekolah bagi dunia dalam hal kejantanan, keberanian, dan keteguhan. Gaza adalah pintu gerbang untuk membela bangsa, dan kami akan tetap teguh. Gaza tidak menyerah meskipun mengalami kehancuran,” ujarnya diunggah akun @Quds News Network.

Sementara seorang ibu asal Gaza yang juga kembali pulang mengatakan, “Kami akan membangunnya kembali, Insya Allah. Kami akan melawan Yahudi dan Amerika,” ujarnya.

Sementara warga Gaza lain yang keluarganya telah menjadi korban genosida ‘Israel’ mengatakan masyarakat tetap setia kapada para pejuang pembebasan dan perlawanan. “Kami bersama perlawanan, kami akan mengorbankan nyawa dan anak-anak kami untuk itu,” katanya.

Menurut laporan media setempat, perayaan berlangsung damai dan terkendali. Aparat keamanan di Gaza membantu menjaga ketertiban sambil memastikan jalannya arus kendaraan dan orang di titik-titik keramaian. Banyak warga terlihat membagikan makanan dan minuman sebagai bentuk rasa syukur atas tercapainya kesepakatan damai.


Gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, dengan dukungan dari Qatar, Turki, dan Amerika Serikat, dianggap sebagai langkah penting menuju stabilitas di kawasan. Meskipun banyak pihak masih meragukan ketahanannya, kesepakatan ini disambut luas sebagai napas baru bagi warga Gaza yang telah lama terjebak dalam konflik.


“Ini bukan sekadar berhentinya perang, tapi harapan baru bagi masa depan,” kata seorang pemuda di Rafah. “Kami berharap semua pihak menghormati kesepakatan ini dan memberi kami kesempatan hidup normal.”


Sementara itu, pemerintah Mesir melalui pernyataan resmi menegaskan komitmennya untuk terus memantau pelaksanaan gencatan senjata dan mendukung langkah-langkah rekonstruksi di Gaza. Presiden Abdul Fattah al-Sisi dalam sambutannya menyampaikan harapan agar “kedamaian sejati dan berkelanjutan” dapat segera terwujud bagi rakyat Palestina.


Hingga malam hari, perayaan masih berlangsung di sejumlah wilayah Gaza. Dentuman perang telah berganti dengan suara musik, nyanyian anak-anak, dan gema takbir yang memenuhi langit malam—menandai babak baru bagi rakyat Gaza yang mendambakan kehidupan damai setelah sekian lama hidup di bawah bayang-bayang genosida.*

Sumber www.hidayatullah.com


Yuukkk daftar di Sekolah Hidayatullah Yogyakarta



Powered by Blogger.
close