Mengenal Singkat Taksonomi Bloom di Dunia Pendidikan
Taksonomi Bloom adalah model hierarkis yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran berdasarkan tingkat kompleksitas dan spesifisitas, yang terdiri dari tiga domain utama: Kognitif (pengetahuan/pemikiran), Afektif (perasaan/sikap), dan Psikomotorik (keterampilan fisik).
Domain Kognitif, yang paling banyak digunakan, memiliki enam tingkatan hierarkis dalam versi revisinya (Anderson & Krathwohl, 2001), yaitu: Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta.
Taksonomi ini digunakan oleh para pendidik untuk merancang kurikulum, membuat kegiatan pembelajaran, dan menyusun penilaian yang efektif.
Domain Kognitif, yang paling banyak digunakan, memiliki enam tingkatan hierarkis dalam versi revisinya (Anderson & Krathwohl, 2001), yaitu: Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis, Mengevaluasi, dan Mencipta.
Taksonomi ini digunakan oleh para pendidik untuk merancang kurikulum, membuat kegiatan pembelajaran, dan menyusun penilaian yang efektif.
Tiga Domain Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam tiga domain utama:
- Domain Kognitif: Berfokus pada pengetahuan atau proses berpikir.
- Mengingat: (Remembering): Mengingat kembali fakta, konsep, dan informasi yang telah dipelajari.
- Memahami: (Understanding): Menjelaskan ide atau konsep.
- Menerapkan: (Applying): Menggunakan informasi atau konsep dalam situasi baru.
- Menganalisis: (Analyzing): Memecah informasi menjadi bagian-bagian untuk memahami hubungannya.
- Mengevaluasi: (Evaluating): Memberikan penilaian atau justifikasi berdasarkan kriteria tertentu.
- Mencipta: (Creating): Menghasilkan ide-ide atau produk baru dengan mengintegrasikan informasi yang ada.
- Domain Afektif: Berhubungan dengan perasaan, nilai, sikap, emosi, dan penghargaan.
- Domain Psikomotorik: Berkaitan dengan keterampilan fisik, gerakan, dan koordinasi tubuh.
Manfaat Taksonomi Bloom
- Membantu pendidik mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang spesifik dan terstruktur.
- Memandu dalam penyusunan materi dan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemikiran yang diinginkan.
- Memastikan bahwa soal atau tugas yang dibuat sesuai dengan tingkatan kognitif dan selaras dengan tujuan pembelajaran.
- Mendorong siswa untuk berkembang dari kemampuan dasar (Lower Order Thinking Skills) hingga kemampuan berpikir kritis dan kreatif (Higher Order Thinking Skills).
Taksonomi Bloom adalah kerangka berpikir yang digunakan guru untuk merancang tujuan pembelajaran, metode mengajar, hingga bentuk evaluasi yang lebih terarah.
Tingkatan Taksonomi Bloom:
Pertama : Mengingat – kemampuan menghafal atau menyebutkan kembali informasi.
Kedua : Memahami – kemampuan menjelaskan makna dari informasi yang dipelajari.
Ketiga : Menerapkan – kemampuan menggunakan konsep dalam situasi nyata.
Keempat: Menganalisis – kemampuan memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil.
Kelima : Mengevaluasi – kemampuan memberikan penilaian dengan alasan yang logis.
Keenam : Mencipta – kemampuan menghasilkan ide atau karya baru dari pengetahuan yang ada.
Nah, dengan memahami Taksonomi Bloom, guru bisa:
1. Menyusun tujuan belajar lebih jelas.
2. Membuat kegiatan belajar yang bertahap dari mudah ke kompleks.
3. Membantu murid berpikir kritis, kreatif, dan mandiri.
Pada intinya, Taksonomi Bloom bukan hanya teori, tapi panduan praktis agar pembelajaran lebih bermakna.
#guru #taksonomibloom #guruhebat
Sumber chatgpt
Informasi Pendaftaran Sekolah Hidayatullah Yogyakarta Tahun Ajaran 2026/2027
Sumber chatgpt
Informasi Pendaftaran Sekolah Hidayatullah Yogyakarta Tahun Ajaran 2026/2027
Post a Comment