Guru sebagai Agen Perubahan, Profesi Mulia yang Menuntut Kesungguhan
Demikian kupas tuntas profil guru yang disampaikan oleh Ketua Departemen Pendidikan dasar dan Menengah (Dikdasmen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ustadz Dr. Nanang Noerpatria, M.Pd. dalam acara Training of Trainers (ToT) Excellent School 2025 di Aula Kampus Utama Hidayatullah Depok, Jawa Barat baru-baru ini.
“Bersyukurlah antum sekalian menjadi guru atau terlibat di dunia pendidikan. Guru itu tidak ada bosannya,” ucap Ustadz Nanang yang juga pernah diamanahi Ketua Sekolah Tinggi Teknologi STIKMA Internasional, Malang Jawa Timur.
“Jadi guru nikmat sekali. Bertemu siswa, tersenyum (itu) sedekah sudah. Ketemu teman sesama guru, langsung salaman,” jelasnya, medio Juli 2025 lalu.
Guru disebut Nanang mampu menginspirasi orang lain. Ia bisa membangkitkan motivasi dan memunculkan potensi dalam audiens layaknya membangunkan raksasa tidur.
“Tapi (syaratnya) dalam mengajar guru harus perfect dan bersungguh-sungguh. Ia sudah tahu materi. Sudah kuasai, telah disusun, dibuat, ada peraga, dan sebagainya. Jadi tidak sekadar datang mengajar begitu saja,” terangnya.
Mempertebal motivasi sekaligus tanggung jawab, Nanang menceritakan nasib orang-orang yang bekerja di pabrik tertentu. Pabrik sapu misalnya. Ada orang yang kerjanya memasukkan batang kayu coklat panjang setiap waktu seharian tanpa henti.
Lain lagi di pabrik mie yang pernah dikunjunginya. Di sana ia melihat orang-orang bekerja pagi hingga sore dengan tugas yang bermacam-macam.
“Ada yang ‘cuma’ meluruskan mie pakai kawat besi melengkung. Ada juga tugasnya memasukkan bumbu ke dalam bungkus kecil,” ucapnya sambil bercerita.
“Jadi guru itu nikmat yang patut disyukuri dan dijaga dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan dan sekolah,” jelasnya.
Setidaknya, lanjut Nanang, pekerjaan mulia ini mesti ditopang dengan empat aspek pada diri seorang pendidik. Yakni, aspek spiritual, intelektual, sosial emosional, dan psikomotorik.
“Sekolah unggul itu hasil dari guru-guru luar biasa. Maka pacu diri kalian. Antum ditakdirkan jadi guru jadi pengelola pendidikan, akan menyesal kalau tidak melakukan perubahan. Itulah mengapa disebut agent of change,” tutupnya.
Diketahui, ToT Excellent School diikuti oleh 26 peserta dari Kampus Induk dan Utama Hidayatullah se-Indonesia. Kegiatan ini merupakan hasil rekomendasi yang digagas di pertemuan Rakornas Hidayatullah di Timika, Papua Tengah, belum lama ini.
Post a Comment