Mengukur Kebutuhan

Oleh Fuad Fakhruddin, M.Pd.I.

Salah satu keterampilan hidup (life skill) yang perlu dimiliki adalah mengukur kebutuhan, seberapa ukuran atau tingkatannya. Mungkin tidak terlalu tepat, tapi hendaklah penetapan ukuran tidak terlalu meleset. Karena ada sejumlah resiko jika meleset.

Apa resiko-resiko tersebut? Pertama, penggunaan sumber daya keuangan lebih boros. Padahal bisa dipenuhi dengan angka tertentu, tapi akhirnya angka melonjak tinggi. Kas dan tabungan menipis. Kebutuhan lain sulit dipenuhi, atau tertunda.

Kedua, penggunaannya tidak efektif dan praktis. Akibatnya malah repot saat digunakan. Malah mungkin kegaduhan bisa terjadi. Misalkan kendaraan yang dibutuhkan kecil dan cepat, untuk jarak pendek serta jalanan sempit, maka memilih kendaraan besar tentu malah merepotkan.

Ketiga, perawatan yang menguras sumber daya. Sebenarnya segala benda atau sejenisnya (semisal makanan) memerlukan sumber daya untuk perawatan. Semakin besar benda kemungkinan perawatannya semakin memakan sumber daya. Atau sebaliknya, bendanya semakin kecil, sangat mungkin perawatannya semakin rumit. Maka penting kiranya mengukur kebutuhan, jangan sampai benda atau sesuatu yang jadi pemenuhan diadakan secara berlebihan. Agar sumber daya bisa dihemat. Ohya ada sesuatu yang mirip dengan perawatan, yakni penanganan. Poin ini penting juga diperhatikan terutama pada makanan. Sebelum mengadakan benda atau pemenuhan kebutuhan, cek ya, seberapa rumit penanganannya.

Keempat, perlunya sarana pendukung yang jauh lebih besar atau mahal. Bisa jadi suatu benda atau sejenisnya memerlukan sarana pendukung yang besar. Otomatis anggaran untuknya besar. Ada juga sarana pendukungnya tidak besar tapi mahal. Berpikir agak panjang sebelum mengadakan sesuatu itu penting. Berapa banyak sumber daya bakal ditarik dari lumbungnya. Agar semuanya tetap baik-baik saja.

Kelima, pajak atau iurannya terlalu besar. Semakin besar atau mewah sesuatu, hampir bisa dipastikan pajak atau iurannya semakin tinggi. Jika mungkin, baiknya kejadian ini dihindari. Selain uang, tenaga kadang terkuras untuk pajak. Jadinya emosi? Sering.

Semoga dengan memiliki keterampilan hidup yang satu ini, sumber daya jadi efisien. Banyak kebutuhan bahkan keinginan lain terpenuhi. Modal untuk sukses duniawi-ukhrawi lebih mantap. Gasss.

Wallah a'lam

Powered by Blogger.
close