Kajian Utama : Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan di Sekolah
Oleh Slamet Waltoyo
Setiap kita
adalah pemimpin. Setiap pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Maka
salah satu ketrampilan yang wajib diberikan orangtua terhadap anak adalah
membekali keterampilan kepemimpinan. Dan sekolah, sebagai partner orangtua menjadi
bagian dari pemikul amanah ini.
Sebagai dasar
kepemimpinan adalah; anak mau dipimpin sebelum menjadi pemimpin. Maka bekal
yang perlu disiapkan adalah; bisa mendengarkan, bisa berbicara, bisa membangun
kebersamaan, bisa menghormati kesepakatan, bisa menyederahanakan masalah, terampil
memecahkan masalah, dan berani mengambil keputusan. Bahan-bahan ini diramu
dengan berbagai bumbu pengelolaan dan disajikan dalam berbagai kegiatan.
Mendengarkan berarti
mempelajari lingkungan dan memperkaya inspirasi, agar nantinya mampu bicara
dengan tepat. Biasakan dalam pertemuan apapun; satu bicara yang lain
mendengarkan. Ini tuntutan bagi anak untuk bisa menahan diri. Karena anak
selalu ingin dirinya yang didengar. Menahan dengan mendengar dulu maka dirinya
akan didengar. Apakah anak benar-benar aktif
mendengarkan pembicaraan, atau sekedar mendengar? Untuk itu, ujilah dengan beberapa pertanyaan
tentang isi pembicaraan. Dalam kondisi “semua aktif mendengar” doronglah satu
per satu anak untuk tampil berbicara dengan baik. Berbicara untuk didengar
orang lain. Ini adalah tuntutan keberanian bagi anak. Bimbinglah sehingga anak
mampu berbicara mengeluarkan ide-idenya dengan jelas dan runtut. Ini tuntutan
keterampilan bicara yang harus sering dilatih.
Membangun
kebersamaan berarti menyusun kekuatan. Hal yang harus dilakukan adalah
mengeluarkan ide, menyamakan persepsi, dan menyusun langkah bersama. Berilah
banyak kesempatan untuk melakukan hal-hal di atas. Pada saat istirahat upayakan
permainan-permainan yang menuntut kebersamaan. Pada saat classmeeting, utamakan kompetisi antar kelompok, bukan pertandingan
antar individu. Aktifkan kelompok-kelompok kegiatan untuk menyelesaikan tugas
di sekolah maupun di luar sekolah.
Berbagai
benturan individual akan mereka nikmati. Dari rasa kenyamanan dan
ketidaknyamanan akhirnya mereka akan membuat kesepakatan-kesepakatan. Untuk
keberhasilan kelompok mereka harus belajar menghormati kesepakatan. Sentimen
kelompok mudah ditumbuhkan pada anak-anak. Ini akan memperkuat kebersamaan dan
berbuah manis; kedisiplinan.
Pada tingkat
yang lebih tinggi lagi dari kepemimpinan adalah kemampuan dalam menghadapi
masalah. Kepemimpinan tumbuh bersama dengan permasalahan yang berkembang. Jadi
permasalahan bukanlah pagar negatif yang menghalangi melainkan sebagai hal yang
menyemangati. Dalam setiap pertemuan maupun pelajaran mulailah dengan
mengemukakan masalah. Ajaklah anak untuk membuka dan melihat masalah kemudian
berilah tantangan.
Menyederhanakan
adalah keterampilan mengelompokkan. Mengelompokkan adalah mencari persamaan
dalam perbedaan. Memisahkan yang beda dan mengumpulkan yang sama. Berilah
banyak kesempatan anak untuk melakukan pengelompokan. Latihlah dengan
mengemukakan banyak sudut pandang untuk menemukan titik-titik persamaan.
Mengelompokkan alat tulis, mengelompokkan buku, mengelompokkan tanaman,
mengelompokkan teman adalah kerja menyederhanakan. Menjadikan sesuatu yang
komplek menjadi simple.
Metode Proyek
dan Problem Solving dengan pendekatan kelompok perlu dijadikan metode utama
dalam berbagai mata pelajaran. Dengan metode ini anak akan banyak berlatih kepemimpinan.
Hal terpenting adalah anak berlatih menyusun langkah-langkah untuk memecahkan
masalah. Mereka harus berbagi tugas untuk kerja yang lebih efektif.
Mengambil
keputusan adalah tugas pemimpin. Dalam berbagai hal, pada setiap kegiatan
anak selalu dihadapkan pada pilihan. Ada
anak yang cenderung terlalu cepat mengambil keputusan dan ada anak yang takut
.Ini terkait dengan pengalaman. Semakin sering menghdapi pilihan semakin
terampil dia memilih.
*) Slamet Waltoyo, Kepala Sekolah
SD Islam Al-Kautsar Cebongan Sleman Yogyakarta
Post a Comment